Selamat datang

Selamat datang di krizhna.blogspot.com
Semoga bisa membantu

24 Oktober 2012

studi kasus TAP

KASUS PEMBELAJARAN Saya mengajar kelas V di SD Negeri 02 Karangsari Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang, di kelas V terdapat 24 orang anak, meskipun secara resmi bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa indonesia namun dalam berkomunikasi baik guru maupun murid menggunakan bahasa daerah. Oleh karena itu nuansa daerah sangat terasa baik di dalam maupun di luar kelas, ketika seorang tamu bertanya kepada anak-anak mereka menjawab dengan bahasa indonesia yang patah-patah sehingga sukar dipahami maksudnya. Saya pun membantu memperbaiki jawaban anak tersebut sehingga dipahami oleh tamu. Suatu hari dalam pelajaran IPS salah satu topik yang disampaikan adalah hutan homogen dan hutan heterogen. Seperti biasa ketika masuk kelas saya mengucapkan salam yang disambut dengan salam serempak oleh anak-anak, kemudian saya meminta anak-anak mengeluarkan buku IPS dan selanjutya memulai pelajaran dengan menuliskan pokok bahasan Sumber Daya Alam dengan topik / subtopik hutan heterogen dan hutan homogen, setelah itu saya memberi pertanyaan kepada anak-anak , “Siapa yang tahu apa itu hutan homogen dan hutan heterogen?” Anak-anak sontak terdiam dari keributan / keramaian suasana kelas dan tidak ada yang menjawab sebagian dari mereka ada yang menjawab dalam bahasa daerah tetapi jawaban tersebut ditujukan kepada temannya bukan kepada saya setelah itu terdengar suara ger....ketawa cekikikan. “Kalau anak-anak tidak tahu perhatikan ke papan tulis”, saya pun menuliskan definisi atau pengertian hutan heterogen dan hutan homogen di papan tulis kemudian meminta salah seorang anak membacanya, anak yang ditunjuk membaca dengan terbata-bata dan ucapannya tidak begitu jelas. Saya meminta anak-anak untuk mencatat definisi atau pengertian tersebut dan menghafalkannya, lima menit berlalu saya menghapus tulisan di papan tulis dan meminta kepada anak secara bergiliran menyebutkan apa yang dimaksud dengan hutan heterogen dan hutan homogen. Ternyata tidak ada anak yang mampu menyebutkan definisi itu dengan benar bahkan mengucapkan kata heterogen dan homogenpun masih salah. Dalam hal ini saya meraba tentang penyebab anak-anak tidak dapat menghafal definisi hutan heterogen dan hutan homogen 1. Saya terlalu cepat menghapus tulisan definisi hutan heterogen dan hutan homogen di papan tulis. 2. Tidak memberi penjelasan maupun contoh dari masing-masing definisi tersebut. 3. Anak-anak terbiasa berkomunikasi menggunakan bahasa daerah sehingga kesulitan untuk menghafal definisi yang menggunakan bahasa indonesia apalagi dengan istilah asing dan dalam waktu yang relatif singkat. Upaya yang dapat dilakukan agar pelajaran IPS lebih bermakna antara lain : 1. Dalam menjelaskan materi harus menggunakan dua bahasa yaitu bahasa daerah dan bahasa indonesia karena anak terbiasa berkomunikasi dengan bahasa daerah. 2. Mengajak siswa untuk tertuju langsung mengamati lingkungan sekitar yang dapat mendukung materi pelajaran yang disampaikan 3. Penekanan pada istilah asing yang digunakan baik dalam pengucapan kata maupun dalam mendefinisikannya harus mudah dipahami oleh siswa. Hutan homogen adalah hutan yang terdiri hanya satu jenis tanaman Misalnya : hutan pinus, hutan jati, hutan karet. Hutan heterogen adalah hutan yang terdiri dari bermacam – macam jenis tanaman / hutan belantara A. Identifikasi masalah 1. Pemahaman siswa terhadap materi masih rendah 2. Siswa tidak bisa menjawab pertanyaan guru 3. Siswa enggan bertanya materi yang belum jelas 4. Suasana kelas yang sering ribut B. Analisis masalah Berdasarkan masalah yang sudah teridentifikasi tersebut, maka saya melakukan refleksi tentang pembelajaran IPS pra siklus dengan mengajukan sejumlah pertanyaan refleksi tentang penyebab permasalahan di atas dan mencoba menganalisis, berdiskusi dengan teman sejawat tentang kemungkinan penyebab permasalahan tersebut dengan hasil sebagai berikut : a. Siswa belum terampil mendefinisikan hutan heterogen dan hutan homogen dengan benar disebabkan strategi dan media pembelajaran yang dilakukan guru tidak tepat. b. Aktifitas belajar siswa kelas V semester I rendah menunjukan bahwa metode yang digunakan oleh guru tidak relevan bagi siswa. c. Hasil evaluasi sebagian besar siswa rendah kemungkinan disebabkan alat evaluasi yang dibuat oleh guru tidak relevan dengan tujuan yang akan dicapai d. Dalam mengajar bahasa yang digunakan guru sulit dipahami oleh siswa Dalam memperbaiki proses pembelajaran, saya menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan kreativitas guru. Maka saya menggunakan salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu Model Pembelajaran Problem Based Introductions (PBI). Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS, dimana siswa lebih aktif, kreatif dan terampil dalam pembelajaran IPS karena dengan penerapan Model Pembelajaran Problem Based Introductions (PBI)dapat mendorong siswa untuk menjadi pelajar yang mandiri dan otonom, adanya pergeseran peran guru selama pembelajaran sehingga mendorong timbulnya pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran adalah suatu kegiatan dalam proses belajar dan mengajar dimana terjadi komunikasi yang berarti antara siswa dengan guru, anak didukung oleh sumber belajar dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan C. Rumusan masalah 1. Bertolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa Kelas V SD Negeri 02 Karangsari ? Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut: 1) Apakah Model Pembelajaran Problem Based Introductions (PBI)dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran IPS siswa Kelas V SD Negeri 02 Karangsari? 2) Apakah Model Pembelajaran Problem Based Introductions (PBI) dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran? 3) Apakah Model Pembelajaran Problem Based Introductions (PBI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS Kelas V SD Negeri 02 Karangsari ? 2. Pemecahan Masalah Dari rumusan masalah tersebut maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan tahapan-tahapan Model Pembelajaran Problem Based Introductions (PBI)sebagai berikut: 1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktifitas pemecahan masalah yang dipilih. 2) Guru membantu siswa mendifinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut 3) Guru mendorong siswa untuk membiasakan diri menggunakan bahasa indonesia di dalam kelas. 4) Guru membantu siswa dengan menggunakan media mengajar yang sesuai sehingga siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan baik 5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi terhadap penyelidikan terhadap mereka dan proses-proses yang mereka gunakan D. Tujuan perbaikan Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dirumuskan tujuan perbaikan sebagai berikut: 1) Tujuan umum Meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa Kelas V SD Negeri 02 Karangsari. 2) Tujuan khusus a) Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Introductions (PBI) . b) Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Introductions (PBI) . c) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. d) Siswa mau bertanya kepada guru tentang materi yang belum di kuasai E. Langkah – langkah perbaikan Rancangan dalam perbaikan ini adalah perbaikan tindakan kelas dengan tahapan sebagai berikut: 1. Perencanaan Dalam perencanaan ini meliputi sebagai berikut:. a. Menelaah materi hutan heterogen dan hutan homogen mata pelajaran IPS serta menelaah indikator. b. Menyusun RPP sesuai sesuai indikator yang telah ditetapkan dan skenario Model Pembelajaran Problem Based Introductions (PBI). c. Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran berupa gambar. d. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis, dan lembar kerja siswa. e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa, guru dan angket. 2. Pelaksanaan Tindakan a) Dalam pelaksanaan PTK ini direncanakan dalam 2 siklus. Siklus pertama yaitu akhir bulan september 2012 dan siklus kedua yaitu awal bulan oktober 2012 b) perbaikan dipusatkan pada pelaksanaan serangkaian pembelajaran yang dipilah kedalam 2 siklus tindakan. Pada setiap siklus tindakan diobservasi, dievaluasi dan direfleksi data-data atau temuan yang berhubungan dengan kinerja guru dalam menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Introductions (PBI) , dan kinerja siswa mengikuti pembelajaran. 3. Observasi a) Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati aktivitas siswa dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS yang menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Introductions (PBI). Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Introductions (PBI). 4. Refleksi a. Setelah mengkaji proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa dan guru, serta kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS, apakah sudah efektif dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus pertama, serta mengkaji kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus pertama, kemudian membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya sampai mencapai indikator kinerja.

Tidak ada komentar: